Peer Educator GreenCycle Goes to School: Edukasi Krisis Iklim dan Pengelolaan Sampah di SLB Tunas Harapan 1 Tembelang
Sanggar Hijau Indonesia (SHI) kembali menggelar program GreenCycle Goes to School di SLB Tunas Harapan 1 Tembelang, Jombang. Kegiatan ini berlangsung selama tiga hari, mulai 24 hingga 26 Februari 2025, dengan fokus utama pada edukasi krisis iklim dan pengelolaan sampah. Program ini bertujuan untuk membangun pemahaman siswa tentang dampak perubahan iklim serta pentingnya memilah dan mengelola sampah dengan benar. Sebanyak 22 siswa berkebutuhan khusus (ABK) dan 3 guru pendamping, termasuk 1 guru Juru Bahasa Isyarat, turut serta dalam kegiatan ini.

Pada hari pertama, siswa diberikan pemahaman tentang krisis iklim, bagaimana perubahan iklim terjadi, serta dampaknya terhadap lingkungan dan kehidupan sehari-hari. Materi disampaikan dengan metode yang menarik dan mudah dipahami oleh siswa ABK, dengan melibatkan berbagai media visual serta komunikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan peserta. Melalui diskusi interaktif, siswa diajak untuk memahami peran kecil yang dapat mereka lakukan dalam menjaga lingkungan, seperti mengurangi sampah plastik dan menghemat energi.
Hari kedua berfokus pada pengenalan jenis-jenis sampah dan cara memilahnya dengan benar. Tim Peer Educator menjelaskan perbedaan antara sampah organik, anorganik, dan B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dengan menggunakan alat bantu gambar dan permainan edukatif. Siswa tampak sangat antusias dalam sesi ini, terutama ketika mereka diminta untuk menempelkan gambar sampah sesuai dengan kategorinya. Aktivitas ini membantu mereka lebih memahami klasifikasi sampah dan cara pemilahannya dengan cara yang menyenangkan. Hal menarik lainnya adalah saat jam istirahat, beberapa siswa tampak mengulang kembali edukasi yang telah diberikan sebelumnya. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan tidak hanya menarik tetapi juga mudah diingat dan dipahami oleh para siswa.

Puncak kegiatan berlangsung pada hari ketiga dengan waste assessment, di mana siswa, guru, dan tim Peer Educator bersama-sama melakukan pemilahan sampah yang ada di lingkungan sekolah. Dari hasil pemilahan, berhasil dikumpulkan 2 kilogram sampah anorganik dan 3 kilogram sampah organik. Sampah organik yang terdiri dari sisa makanan dan dedaunan dimasukkan ke dalam wadah kompos yang tersedia di sekolah untuk diolah lebih lanjut, sementara sampah anorganik seperti botol dan gelas plastik dipisahkan ke dalam wadah berbeda untuk disalurkan ke bank sampah. Melalui aktivitas ini, siswa tidak hanya mendapatkan teori tetapi juga praktik langsung tentang bagaimana mereka dapat mengelola sampah dengan benar di sekolah maupun di rumah.

Selain edukasi tentang sampah, perubahan positif mulai terlihat dari kebiasaan siswa, salah satunya adalah meningkatnya kesadaran untuk membawa botol minum sendiri ke sekolah guna mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Perubahan ini menjadi salah satu indikator keberhasilan program dalam menanamkan kebiasaan ramah lingkungan yang dapat diterapkan secara berkelanjutan.

Kegiatan GreenCycle Goes to School di SLB Tunas Harapan 1 Tembelang membuktikan bahwa edukasi lingkungan dapat dilakukan dengan metode yang inklusif, partisipatif, dan menyenangkan, sehingga lebih mudah dipahami oleh semua siswa, termasuk anak berkebutuhan khusus. Dengan keberhasilan ini, Sanggar Hijau Indonesia berkomitmen untuk terus mengembangkan program edukasi lingkungan yang lebih luas dan berdampak, agar semakin banyak siswa yang memiliki kesadaran dan kebiasaan hidup ramah lingkungan.